Minggu, 27 November 2011

Naskah drama a little red riding hood


        Once upon a time, there lived little red riding hood in a village. One day, little red riding hood wanted to visit her grandmother’s house. In the middle of dense forest, when she was going to attend her grandmother’s invitation.

Grandmother : Tut....tut....tut (
riding hood’s phone riding)
Little red riding  hood : Kring...kring...kring...!!! Hallo?
Grandmother : hallo dear, this is your grandmother. Are you busy?
Little red riding hood : oh..it’s grandma, isn’t it? I’m not busy, grandma. What’s wrong, my dear grandma?
Grandmother :  tonight we will have a little party. Will you come to join us and the others?
little red riding hood : wow..it must be fun! All right, grandma. I will be there!
Grandmother : ok, my dear..I’ll wait for you. Bye!
Little red riding hood : yes, grandma. Bye!

          In the afternoon, riding hood went to her grandma house. But, she forgot the way to her house.

little red riding hood : Oh My God..I forget the way to grandma house.  What should I do?

          When riding hood was thingking her suddenly a map appeared.

Map : I’m the map, I’m the map. If you don’t know the way, you can ask me. Wa e wa e o..I think that you can!
little red riding hood : are you the map! Really? If so, please help me to find my grandma’s house!
Map : that’s very easy! Certainly I will help you!
little red riding hood : oh..thank you, map. You are my hero!
Map : ok, go straight this way..don’t turn back, just go strainght and you will meet a carpenter. Then, just ask the carpenter!
little red riding hood : oh no.. you didn’t help at all.
Map : I’m the map, I’m the map…! You’re lost? That’s your problem!! Ok..goodbye.
         
        At the moment she met a carpenter who was cutting the woods with his axe.

little red riding hood :  excuse me sir excuse me sir excuse me sir!!!

       Riding hood was upset because the carpenter didn’t hear her. Because he was listening to the music by using handset. So, riding hood took out something from her backpack.

little red riding hood : (blow her trumpet on the carpenter’s ear) excuse me, sir…!!!
carpenter : ha? Who are you? Are you nikita willy? Please give me your signature!!
little red riding hood : of course I’m not nikita willy,  I got lost in this forest and I need your help.
Carpenter : of course, I’m a very good person. So I’ll help anybody including you.
little red riding hood : so? Where is my grandma’s house?
Carpenter : wait..wait..wait..before I answer your question, I want to give you a question. Am I handsome?
       
         little red riding hood was confused with the carpenter’s question. Without thingking twice she answered it directly, so that the carpenter would tell her where her grandma’s house was.

little red riding hood : what? Are you handsome? Ow..sure..! very handsome, like justin bibir. So, where is my grandma’s house?
Carpenter : your grandma’s house? Wait..let me call someone..”hello.. someone needs your help! Come here now!!”


        And suddenly..the map appeared again.

Map : I’m the map, I’m the map…! If you don’t know the way, you can ask me. Wa e wa e o..I think that you can!
little red riding hood : hah? You again? I don’t like you, map!

        Riding hood put off her sandal and threw it to the map.

Map : opss…time to go..goodbye!
Carpenter : ow..no..!! she’s a monster. Let’s run away!

           So riding hood was crying alone in the forest and there came a pedicab driver who passed by in the forest.

Pedicab driver : hi, strange girl! Do you want to go by my pedicab? I have just come back from jakabaring sport city and I don’t have passengers anymore because the SEA Games is over.
little red riding hood : hmm…what a shame..ok, I will ride your pedicab but it’s free. Isn’t it? If I must pay, I will report to mr alex noerdin because you are the SEA games pedicab driver.
Pedicab driver : okay never mind, it’s free. Please get on!

       Then the pedicab driver took her to riding hood grandmother’s house. Suddenly, on their way, they met a wolf who was running. The wolf asked for help.

Wolf : help! Help! Please help me!
little red riding hood : what happened? What happened?
Wolf : shaun the sheep want to catch me and make me as his dinner..please take me on your pedicab!
little red riding hood : oh..that’s impossible! You must tell a lie!
Wolf : no, no, no.. I’m serious! Please help me!
Little red riding hood : will you go with me riding on this pedicab?
Wolf : yes, yes, yes! I’ll do anything to release me from shaun the sheep.
Little red riding hood : that’s simple. You just have to pay ten thousand.
Wolf : sure, this is the money! Thank you for helping me!
Little red riding hood : hehehe..you’re welcome.

       Riding hood and the wolf were going to grandma house. When they arrived in grandma’s house, grandma welcomed them.

Grandma : ow…my dear..!!  finally you come. By the way, who is this, riding hood?
Little red riding hood :  this is my new friend, grandma. Hey you please introduce youself!
Wolf : hmm..okay..hello grandma..! you can call me rino in the afternoon, but at night I’m tince.
Grandma : nice to meet you, tince..
Wolf : nice to meet you too, grandma.
little red riding hood : hey..what’s happening here?
Wolf : yeah, why is it so crowded here?
Grandma :  Please join us! We are having a welcoming party for our new neighbours.
little red riding hood : oh..really? please introduce me to them!!
Wolf : yeah-yeah..I want to meet them.
Grandma : all right, all my guests, now I want to introduce my special guests, our new neigbours who are very nice, friendly and helpful.
little red riding hood : helpful? Who are they?
Grandma : please welcome, kasino the carpenter and dono the map!
    
        And the two new neighbours appeared in front of them.

little red riding hood : the carpenter and the map again?? Oww..no!!! go away! I don’t want to see you anymore!
Carpenter : Please don’t be angry, we will entertain you…
Map : Yeah..listen to our songs…1…2..3..
Carpenter and map : “cinta satu malam, oh indahnya..cinta satu malam, buat ku melayang..”
Grandma : stop..stop..stop..!! your song is so bad , please change the song!
Carpenter:  ..(sing Samson’s song)..Mungkin aku tidaklah sempurna, tetapi hatiku memilikimu sepanjang hidupku…
Grandma : waw..so amazing and you make me crazier crazier..
      
        While singing, the carpenter gave some flowers to grandma…and she accepted the flowers happily. Everybody clapped their hands. Everyone was happy to see the two people in love. So, it means that love never considers ages. Love can come to anyone, anywhere and anytime.

THE ENd


Karya : Dessy Dwi Larasati

Kamis, 10 November 2011

pantun karyaku

Karya : Dessy Dwi Larasati


Ada topi diatas meja
Punya adik warnanya biru
Untuk guruku tercinta
Ini pantun khusus untukmu


Pergi ke pasar membeli buah
Pergi ke sana dengan sepeda
Saya tak suka bolos sekolah
Karna bolos tak ada guna


Di kotaku ada jembatan
Jika malam banyak yang datang
Bercanda jangan kelewatan
Karna dapat menyakiti orang


Buah semangka enak rasanya
Sisa kulitnya menjadi sampah
Anak malas tak ada yang suka
Karna malas perbuatan salah


Pasar ikan banyak lalat
Lalat terbang ke mana-mana
Rajin-rajinlah anda shalat
Agar pahala berlipat ganda

Makan pempek cukanya pedes
Makannya dekat sungai tebu
Kalau anda ingin sukses
Marilah kita menuntut ilmu


Pergi ke laut naik kapal
Ketika naik  tangganya karat
Mari kita mencari amal
Agar selamat dunia akhirat


Pahitnya rasa obat jamu
Lebih manis ditambah gula
Tumben banget kita bertemu
Bolehkah kita ngobrol berdua


Cuci baju di pinggir kali
Baju jatuh beranyutan
Cowok itu manis sekali
Ingin rasanya berkenalan


Anak kecil suka menangis
Jangan dimarah agar diam
Karna kamu wajahnya manis
Pangeran seberang menitip salam



Sabtu, 05 November 2011

contoh puisi alam

Karya : Dessy Dwi Larasati




Duniaku yang Indah


Kulihat alam terbentang luas
Kurasakan sentuhan dedaunan yang hijau
Kupandang langit yang kebiru-biruan
Dengan matahari yang menerangi alam semesta

Tak terasa angin bertiup kencang
Dengan pohon bergoyang-goyang
Burung-burung yang berterbangan
Seakan hujan akan datang

Awan hitam pun datang menghadang
Dengan suara guntur yang bersahutan
Akhirya hujan turun perlahan-lahan
Hingga hawa dingin datang menyerang

Tetesan demi tetesan air turun semakin deras
Tak berapa lama kotaku terguyur basah karnanya
Sehingga memberi kesejukan yang berarti
Setelah lamanya  didera panas sinar sang  mentari

Waktu  berjalan begitu cepat
Hujan yang deras kini mereda
Matahari yang hilang kembali bersinar
Dengan pelangi yang muncul dibalik awan

Oh senangnya...
Hidupku cerah kini semakin ceria
Melihat pelangi yang begitu indah
Dengan seirama warna kerennya

Oh semua..
Inilah duniaku
Dunia yang menggetarkan jiwa
Tak mungkin berpaling mengaguminya
Akan semua ciptaan Tuhan

Jumat, 04 November 2011

si dia yang misterius (cerpen)


Hai-hai, ini CERPEN gue yang ke-2, dibaca ya!!! J

     Lili duduk termenung dikelasnya yang super duper ribut. Kali ini ia memikirkan sesuatu tentang pelajaran-pelajaran dan tugas-tugasnya disekolah yang masih terbengkalai. Lili tidak percaya akibat kecelakaan yang menimpa dirinya ia banyak ketinggalan pelajaran. Dua bulan ia koma dirumah sakit, saat-saat itu kedua orangtuanya hanya menangis meratapi yang menimpa anak bungsuhnya. Sahabat-sahabat Lili juga sangat sedih dan ikut merasakan kepedihan kedua orang tua Lili serta kakak-kakak Lili.
       Perasaan Lili semakin was-was, ia ingin meminta tolong dengan teman-temannya tapi sepertinya teman-temannya tak ada yang memperdulikannya. Lili merasa sangat asing dikelasnya ini, baru satu minggu ia masuk sma, dan setelah kejadian itu hari ini ialah hari ke-8 ia kembali bersekolah. Awalnya kedatangan Lili disambut begitu meriah oleh teman-temannya, namun setelah itu teman-temannya kembali dengan pekerjaan mereka masing-masing.
       Teman satu kelas Lili juga tak banyak yang dulu satu smp dengannya, jadi Lili tak begitu sepenuhnya mengenal teman satu kelasnya. Hanya ada satu orang yang sangat ia kenal, yaitu Reno. Reno adalah teman satu bangku Lili, dan Reno pulalah yang merencanakan penyambutan kedangan Lili. mereka kenal sejak mos dismanya, karena mereka berada di gugus yang sama. Reno juga orangnya sangat baik, ia selalu sabar dengan tingkah lili yang ceroboh. Dan sepertinya dikelasnya hanya Reno yang care denganya.
       Reno menyadari kegelisahan Lili, ia menegur lili yang sedang melamun kearah jendela depan pintu. “li, kamu kenapa? Sakit?” ujar Reno pelan.
       Lili yang sedang melamun kaget akan teguran Reno, teman sebangkunya itu. Ia menoleh dan membalas pertanyaan Reno dengan sebuah anggukan pelan.
      “ada apa si? Cerita aja sama aku, siapa tau aku bisa bantu kamu” kata Reno sabar.
      Lili terhanyut oleh kebaikan reno padanya, Reno benar-benar seseorang yang sangat perduli padanya. Ia sangat senang memiliki teman seperti Reno. “Nono..kepala Lili pusing, Lilikan udah 2 bulan nggak masuk sekolah. Jadi banyak banget pelajaran dan tugas yang ketinggalan, nono mau ajarin lili” akhirnya Lili pun bersuara. Nono adalah panggilan akrab yang Lili panggil khusus buat Reno. Lili emang sedikit aneh, ia suka ganti-ganti nama orang sesuka hatinya. Dan tutur kata Lili juga sangat lucu, ia sudah terbiasa menyebut dirinya sendiri dengan namanya. Ia tak bisa berkata aku, aku dan kamu dengan orang yang telah akrab dengannya namun jika dengan orang yang ia tak kenal ia akan selalu kaku saat berbicara.
      Reno tersenyum mendengar keluhan kecil temannya itu, ia legah akhirnya Lili mengeluarkan suara lagi. Sebenarnya reno kangen dengan tingkah-tingkah Lili yang jail dan ceroboh itu, semenjak kecelakanaan itu Lili menjadi gadis yang sangat pendiam. Kerjaannya hanya melamun dan melamun. “ia, aku pasti ajarin kamu kok. Sekarang senyum dong, jangan melamun mulu” kata Reno dengan senyum jailnya.
     Lili pun tersenyum kecil, tiba-tiba perutnya terasa sakit. “aduh” ujar Lili kesakitan sambil menekan-nekan perutnya.
     “kenapa li, perut kamu sakit? Kita ke UKS aja. Ayo aku anterin” ujar Reno dengan mimic khawatir.
     Lili tertawa, tertawa lepas. “hahaha…kena deh lili kibulin. Hahaha..” tawa lili pada reno.
    Reno pun ikut tertawa, reno senang akhirnya lili kembali ceria. “dasar kamu yaaa..” ujar reno kemudian tertawa lagi.
     “tapi no, lili mau ke wc, temenin..” rewel lili pada reno.
     “mau ke wc aja minta ditemenin, hahaha…dasar manja. Wekk” ujar reno tersenyum dan menggeluarkan jurus andalannya pada lili, yaitu kebiasaannya suka melet-melet dengan lili.
     “lili lupa jalan ke wc” ujar lili polos.
     “bilang aja takut, wekk..ayo” ujar reno menyetujui.
     Akhirnya mereka beranjak pergi menuju wc. Mereka berjalan menelusuri koridor tengah dismanya. Mereka berjalan bersampingan bagaikan  sepasang kekasih yang sangat serasi. Reno memiliki tubuh yang cukup tinggi, sehingga tinggi lili hanya sepantaran dengan dagu reno. Waktu di mos juga lili sempat terpesona dengan reno, selain tinggi reno memiliki wajah ganteng dengan mata yang keren dan hidung yang mancung. Reno juga orangnya sangat ramah dan murah senyum.
      Lili berjalan dengan begitu lincah, penampilan lili benar-benar seperti anak kecil. Hanya pustur tubuh saja yang tak cocok dengan tingkah dan wajahnya. Lili memiliki tubuh yang cukup tinggi yaitu 164cm, tubuhnya yang tak langsing dan gemuk membuat lili digemesin oleh senior-seniornya. Lili juga memiliki wajah yang chubby dan dagu yang lancip sehinggah wajahnya tak terlihat tembem. Rambutnya yang hitam dan tebal yang selalu ia kuncir membuat dirinya terlihat imut. Apalagi dengan aroma yang sangat menjadi ciri khas untuknya, yaitu aroma adik bayi.
      Setelah selesai dari wc reno dan lili kembali ke kelas, ketika diperjalanan menuju kelas reno dipanggil oleh salah satu senior reno. Senior itu adalah ketua organisasi yang reno ikuti. Dari kejauhan lili melirik reno yang sedang berbincang dengan seniornya. Lili tidak berani melirik siapa senior yang mengajak reno berbicara karena lili takut dengan senior-seniornya yang berperawakan sangar dan mengerikan apa lagi senior-senior laki-laki.
      Beberapa menit kemudian reno telah selesai berbicara dengan seniornya, wajah reno masih terlihat tegang. Dalam hati lili bertanya-tanya ada apa sebenarnya tapi ia tak berani untuk bertanya langsung dengan reno.
       Perjalanan menuju kelas begitu sepi. Reno tetap diam, mungkin pikirannya masih memikirkan yang tadi mereka bicarakan. Lili sangat penasaran, namun karena takut Lili tak berani untuk bertanya ada apa sebenarnya.
      
***
       
        bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari kelasnya. Reno menawarkan lili pulang bersama, namun lili menolak tawaran reno karena lili pulang seperti biasa di jemput sopirnya.
        Sekian lama lili menunggu sopirnya datang, akhirnya lili berniat untuk mencari tempat yang nyaman untuk melamun. Lili juga memiliki hobby yang asik plus aneh, yaitu melamun dan menghayal sesuatu yang tidak mungkin. Disudut gedung sekolahnya terdapat tempat duduk yang diteduhi pohon yang sangat rindang. Tempat duduk itu khusus dibuat untuk murid-murid duduk sambil menikmati pertandingan basket berlangsung, karena itu tempat itu berhadapan dengan lapangan basket. Disana juga tidak terlalu jauh dari pagar sekolah, karena itu ia masih bisa melihat kalau sopirnya datang menjemput.
      ketika asik dengan dunia hayalnya, lili tidak tau ternyata seseorang sedang memantul-mantulkan bola basket dilapangan tepat dihadapannya. Ia masih tetap asik dengan dunianya sendiri, ia terus melamun hingga bola basket terpantul tepat di samping kirinya. Lili sangat kaget, ia langsung melihat kedepan. Ternyata orang yang memantulkan bola itu adalah seorang laki-laki yang tak ia kenal.
      Orang itu menatapnya dengan tatapan aneh, lalu cowok itu bertanya dengan tatapan masih sama, aneh. “lo anak baru ya?” ujar cowok itu lantang sambil memantulkan bola basketnya.
      Lili tetap diam, dia mulai merasa takut dengan cowok yang dihadapannya, ia ingin segera pergi dari tempat itu. Namun tak mungkin pikirnya, itu bukan suatu hal yang sopan.
       “eh, elo budek ya? Gue nanya sama elo. Elo anak baru ya?” kata cowok itu, nadanya mulai meninggi, mungkin cowok itu sedikit kesal karena lili mencuekin pertanyaannya.
       Lili hanya menjawab dengan sebuah gelengean, lalu ia kembali diam dan menundukan kepalanya.
      “masa si, kok gue baru liat elo kali ini. Elo kuper ya?” ejek cowok itu pada lili. Kemudian cowok itu mencoba mengeshoot dari jarak three point. Lalu bola ia lepaskan dan “bruk” masuk..cowok itu cukup mahir untuk memasukan bola ke ring basket.
      Cowok itu cukup mengesalkan, mau ngajak ngobrol tapi ngejek, tapi kalo nggak diladeni marah, anehh. Walaupun mengesalkan tapi cowok itu tetep keren dengan bola basket di tangannya, posturnya tubuhnya yang mendukung dan wajahnya yang sangat mendukung. Walaupun itu kebenarannya Lili tetap saja malas untuk menjawab pertanyaan cowok rese itu, namun dari pada tu cowok emosi terus bola basket yang ditangannya dilemparin ke dia, dia menjawab pertanyaan cowok itu dengan sopan, masih tetap sopan.  “kemarin aku sakit….” belum selesai lili menjawab, sopir lili telah melambai-lambai dari kejauhan. “maaf, aku pulang dulu yaa, sopir aku udah jemput” ujar lili lalu pergi.
     Cowok itu menatap kepergian lili dengan senyuman jail “tu anak lucu juga ya” pikir cowok itu dalam hati.

***

      Lili memasuki pagar sekolahnya dengan langkah gembira, tak seperti biasanya Lili ceria seperti ini. Mungkin mood lili lagi asik atau mungkin bintang lili lagi bawaannya seneng, happy gitu.
      Saat melewati turunan yang ada disekitar halaman koridor tengah kaki lili terpeleset di tangga turunan ke 3. “bruk” suara lili terjatuh. Kaki lili terkilir, teman-teman lili yang melihat kejadian itu langsung berlari menolong lili. Lili pun terdiam, wajahnya yang tadi ceria kini sedikit berubah. Kaki lili terasa nyeri yang begitu sakit, dan teman-teman lili langsung mengantarnya ke UKS.
      Sesampai di UKS, lili langsung berbaring dibed yang paling ujung dekat jendela. Disana ia bisa memanda pemandangan diluar. Tepat di depan perpustakaan. Lili masih merasa kakinya kesakitan, ia mengeluh kenapa tadi ia tak melihat jalan ke depan. Inilah kebiasaan lili yang sangat ceroboh, suka sekali melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri.
      Beberapa menit di UKS sendirian, tiba-tiba ada seseorang masuk kedalam UKS dan lagi-lagi mengaketkan lili yang sedang asik melamun alias menghayal. Lagi-lagi pula orang itu adalah cowok yang menggangunya kemarin sore didekan lapangan basket. Namun kondisi cowok itu tak sama seperti kemarin, hidung cowok itu terlihat berdarah. Sepertinya hidung cowok itu terbentur sesuatu. Lili yang melihat keadaan cowok itu merasa kasihan, ia ingin menolong namun dirinya sendiri tak bisa beranjak dari tempat tidur.
      Cowok itu melirik lili dengan tatapan heran, ia terus melirik lili sehingga membuat lili salting. Lalu cowok itu mendekati jendela tepat disamping tempat lili berbaring. “elo yang kemarinkan?” ujarnya tiba-tiba.
      Lili hanya membalas pertanyaan cowok itu dengan sebuah anggukan yang menyatakan ia. Kemudian cowok itu memperhatikan kaki lili yang mulai membengkak. “kaki elo kenapa? Kemarin bukannya masih bisa lari” ujarnya sambil tersenyum jail.
      Lili ikut tersenyum, perasaannya yang tadi takut lambat laun mulai tenang.
“lili tadi terpeleset di turunan yang ada di koridor tengah” ujarnya polos.
      Cowok itu tertawa mendengar tutur perkataan lili yang sangat polos. “elo, bhasa elo kaku banget si. Pakek nyebut-nyebut nama elo segala. Lili-lili gitu. Emang nama elo lili ya?” ujarnya panjang lebar dan sedikit mengejek lili. Cowok itu tertawa lepas, lili memperhatikan cowok itu tertawa.
      Lagi-lagi lili membalas dengan sebuah anggukan. Lili benar-benar sangat tertutup dengan orang yang baru ia kenal, ia terlihat seperti anak yang sangat pendiam padahal sebenarnya ini anak sangat cerewet.
      “hahaha, lucu banget si. Dikatain nggak perna marah” ujarnya lalu ikut berbaring disebelah tempat tidur lili. Di UKS sma lili memiliki 3 tempat tidur yang cukup nyaman, fasilitas di sekolah lili juga cukup lengkap dan terawat.
      “hmm..lili boleh nanya nggak?” ujar lili pelan. Ia masih penasaran kenapa hidung cowok itu tadi berdarah.
      “nanya aja kali” ujarnya singkat lalu melihat ke arah lili.
      “hidung kamu tadi kenapa? Terbentur apa?” Tanya lili pelan.
      “oh..tadi hidung gue kena bola basket. Lumayan nyerih juga, hahhaha” ujar cowok itu lalu tertawa.
      Lili kembali terdiam dan terhanyut untuk melajutkan lamunanya yang tertunda. Kemudian diam-diam lili melihat ke arah cowok itu, ternyata cowok itu tertidur. Dan lili pun ikutan memejamkan mata, tak lama kemudian ia pun ikut tertidur.

***

     Lili terbangun dari tidurnya yang cukup lama, ternyata disambingnya sudah ada Reno yang tersenyum. Lili melihat disampingnya, ternyata tak ada lagi cowok itu.
     “nono, lili boleh nanya nggak?” ujar lili pelan namun pasti.
     “boleh, kenapa nggak li?” jawab reno sambil tersenyum.
     “tadi waktu nono masuk disini liat nggak cowok yang tidur ditempat tidur itu” kata lili sambil menunjukan temapt tidur disebalh tempat tidurnya.
     “hm..nggak deh li, tadi waktu nono kesini hanya ada lili aja. Itu pun waktu lili lagi tidur” ujar reno sambil ternyum.
     ‘ohh mungkin cowok itu telah pergi sebelum reno datang kesini’ pikir lili dalam hati.
    “li? Kok diem? Ada apa si? Emang tu cowok siapa?” ujar reno penasaran.
    “nggak kok, nggak apa-apa?”  ujar lili buru-buru. “ayo kita ke kelas, sepertinya kaki lili udah agak mendingan” sambung lili.
    “yaudah, ayo” kata reno sambil membantu lili bangkit dari temnpat tidur. Pikiran lili masih melayang dengan memikirnkan siapa cowok itu.

***

    Tak tau kenapa dipikiran lili hanya ada cowok itu dan cowok itu, lili sudah berusaha untuk bertanya-tanya pada temannya siapa cowok misturius yang sudah 2 kali ia temui. Namun tak ada yang tau dengan cirri-ciri cowok itu. Apa mungkin selama ini cowok itu hanya sebuah ilusi lili. Apa mungkin? Karena setiap kali bertemu cowok itu pasti ketika lili sedang melamun.
     Lili berjalan menuju wc disekolahnya, kali ini ia pergi sendiri tanpa ditemani oleh sahabatnya reno. Suasana disana begitu sepi, tiba-tiba lili dikagetkan kembali oleh sosok cowok itu. Cowok yang selama ini lili pikirkan dan lili cari.
     “hai, sendirian aja. Mana cowok elo?” Tanya cowok itu serius.
     “cowok? Siapa? Hmm..reno ya? Hahaha..dia bukan pacar lili” ujar lili sambil tersenyum.
     “beneran? Bohong lo!” ujarnya lalu tersenyum jail.
     Lili hanya tersenyum, lalu ia teringat untuk menanyakan siapa nama cowok itu. “eh lili boleh nanya kan?” ujar lili pelan sambil menatap cowok itu.
     “kenapa nggak?” ujar cowok itu santai.
     “nama kamu siapa? Lili boleh tau nggak?” ujar lili malu-malu.
     “nama gue? Hehehe..panggil aja gue viktor. Elo lili anak X.B kan?” ujarnya lalu menatap lili dalam-dalam.
     “iya, itu kelas lili. Kalo kamu kelas berapa?” ujar lili ragu-ragu lalu tersenyum kecil.
     “gue XII IPA E, elo junior gue tau!” ujarnya lantang.
      Kemudian lili tersentak, ternyata cowok yang dihadapannya adalah seniornya, seniornya yang tak perna ia tau.
      “eh gue ke kelas dulu ya, bye adik manis” ujarnya sambil tersenyum jail.
      Wajah lili merona ke merah-merahan. Kata “adik manis” selalu tergiang-giang di kepalanya, pikirannya pula tak hilang dari nama Viktor-viktor dan viktor.

***

      Lili memasuki kelas dengan ceria, wajahnya masih merona kemerah-merahan. Disana lili melihat reno sedang sibuk membaca buku-buku pelajarannya, dengan hobinya yang jail ia langsung mengagetkan reno. Lili ingin menceritakan hal yang baru terjadi kepadanya, ia ingin sekali bercerita banyak termasuk dengan perasaannya sekarang.
    “Nono, lili boleh cerita?” kata lili yang mengagetkan reno.
    “boleh, cerita aja?” ujar reno antusias.
    Lalu lili mulai menceritakan semua hal dari awal sampai akhir tentang pertemuannya dengan seniornya, viktor. Tanggapan reno tak seperti antusiasnya yang awal. Wajah reno langsung berubah ketika tau nama cowok itu adalah viktor anak XII IPAE dan reno bertambah kaget ketika mendengar bahwa sahabatnya itu menyukai seniornya.

***

     Lili berlari-lari kecil, ketika melewati perpustakaan kakinya terpeleset dan jatuh. “bruk” suara lili terjatuh tepat dihadapn seorang cowok. Cowok itu menatap lili dengan tatapan aneh, lalu ia mendekat.
     “elo yang namanya lili?” ujar cowok itu ragu-ragu.
     “ia, aku lili. Ada apa kak?” ujar lili pelan. Lili tau kalo dihadapannya adalah seniornya.
     “oke, gue pengen ngomongi sesuatu dengan elo” ujar cowok itu.
     Setelah sampai ditempat yang cukup nyaman untuk ngobrol cowok itu langsung menceritakan sesuatu.
     “elo kenal viktor?” ujarnya serius.
     “kak viktor, hmmm cumin tau aja” ujar lili malu-malu.
    “elo udah perna ngobrol sama dia?” ujarnya lagi dengan tatapan yang sangat serius.
    “udah beberapa kali lili ngobrol sama kak viktor, emang ada apa ya kak?” Tanya lili dengan rasa yang penasaran.
    “udah gue duga” ujar cowok itu.
    “duga apa kak?” Tanya lili semakin penasaran.
    “viktor yang selama ini elo kenal, yang elo tau sebenarnya dia udah nggak ada” ujar cowok itu pelan namun meyakinkan.
    Jantung lili berdetak kencang, perasaan lili tak karuan. Benarkah? Orang yang mulai ia sayang ternyata telah pergi untuk selamanya. Lili masih tak percaya dengan ucapan seniornya itu. Tiba-tiba air matanya turun, lilia menangis sejadi-jadinya.
    “viktor juga ada di kecelakaan itu, kecelakaan 3 bulan yang lalu” ujar cowok itu. “viktor juga yang nolongi elo, dia juga ikut tertarbak sama kayak elo. Hanya saja allah masih mengingikan elo tetap hidup di dunia ini namun viktor, ia telah pergi untuk selamanya” sambung cowok itu.
     “nggak mungkin” ujar lili dengan isak tangisnya.
     “viktor juga sempet koma, namun ia hanya bertahan 5 hari” ujar cowok itu terbata-bata. “viktor suka elo, ia suka elo semenjak elo bersekolah disini” ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca. “ia sayang banget sama elo, dia nggak mau kehilangan elo. Dia rela kehilangan dirinya sendiri demi elo” sambung cowok itu lagi dengan air mata yang telah mebasahi pipinya.
    Cowok itu adalah sahabatnya viktor. Mereka telah bersahabat dari duduk dibangku sd, kepergian viktor membuat dimas terpukul, sangat terpukul.
    “viktor juga sempat cemburu dengan sahabat elo, reno. Viktor nggak suka kalo elo dekat dengan reno, namun itu dulu. Sebelum kecelakaan itu terjadi” ujar dimas pelan.
    Lili tengelam dalam pikirannya, ia tak percaya dengan apa yang terjadi. Lili juga baru menyadari ternyata senior yang memanggil reno kemarin-kemarin adalah kak dimas, yang tidak lain adalah ketua organisasi yang di ikuti oleh reno.
   “elo nggak usah khawatir, dia bakal tenang disana setelah elo tau ini semua” ujar dimas mantap.
   
   
 karya : Dessy dwi larasati