Rabu, 03 April 2013

Cinta kilat (CERPEN)


       Awalnya aku sempat bingung ingin menceritakan tentang pengalamanku yang mana, namun aku yakin ada sebuah kisah yang menurutku sangat pahit namun itulah fakta yang ada..
       Malam ini..yah malam ini aku duduk termenung dikamar tidurku. Pikiraku melayang..melayang ntah kemana.  tetesan demi tetesan air mata terus turun tanpa bisa kutahankan, Aku sedih dengan keadaanku sekarang, aku sedih..aku selalu sedih jika hal ini lagi-lagi terulang kembali. Aku sendiri bingung kenapa aku mesti menjadi bodoh untuk sedih dengan suatu kenyataan yang ada, terutama kenyataan pahit dimasalah percintaanku saat ini. Sejujurnya saat ini aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh dikata tak mungkin aku berteriak disini, malam ini, tengah malam ini.
      Lalu aku berangkat dan menatap wajahku dicermin. Aku tersenyum “ah..aku nggak buruk-buruk amat kok, aku manis..yah aku manis. Kamu beneran manis kok laras” ujarku semangat sambil menunjuk-nunjuk wajahku dicermin lalu aku tertawa.
      Setelah cukup lama memandang wajahku dicermin aku kembali termenung, pikiranku kembali melayang..pikiranku kembali pergi ke saat-saat perasaanku tak sama seperti sekarang ini, perasaan benci yang mengagapmu adalah sebagai musuh, musuh abadi.
      “1..2..3...4,..26….” teriak anak gugus 5 saat disuruh menghitung jumbalh barisan. Namun setelah teriakan ke angka 26 cukup lama tak ada sahutan. Kami semua pun yang ada dibarisan dengan kompak melihat kebelakang, ternyata hanya ada seorang cowok yang bengong plus bingung karena ia tak tau kenapa penjuru mata terfokus hanya kepadanya. “hey kamu, ia kamu!! Kenapa berhenti” teriak salah satu senior galak dan sangat tegas.
      “ma ma maaf kak, saya tadi melamun” ujarnya gagap dan takut-takut. Kami yang melihatnya dengan spontan mengubah sorotan mata menjadi bertambah garang. Yah dia, vino si cowok ganteng tapi aneh yang kerjaannya suka melamun.
      Mos yang sangat melelahkan dan penuh tantangan itu akhirnya selesai. dan beberapa lama kemudian kami pun akhirnya kembali bersekolah namun dengan versi yang berbeda, yah sekarang kami telah menjadi anak SMA yang seutuhnya. Namun Aku sedikit kecewa, karena aku bakal sendiri dikelas baru. aku terpisah sangat jauh dengan teman-temanku. Dikelas ini aku hanya sendiri, itulah kesedihan pertama diawal aku masuk sma.
    Singat cerita hingga akhirnya 8 bulan aku bersekolah disini, susah sedih senang suka dan duka cukup lengkap kualami disekolah ini. Aku mempunyai banyak teman-teman yang asik, tak hanya asik mereka juga sangat kompak. Kelasku terasa sangat nyaman, dan sinilah aku mulai belajar mandiri tanpa sahabat-sahabatku.
        “eh ras, ngapain lu melamun” ujar yuli yang mengagetkanku. Lalu ia duduk dibangkunya dan kembali menghadap kearahku.
         Aku tetap diam tanpa menghiraukan pertanyaan yuli, diam-diam lalu kembali terhanyut dengan lamunanku itu.
       “hey, mikirin apa si? Vino ya?” katanya lagi sambil senyum-senyum jail kepadaku.
        Mataku melotot, semakin melotot.. ‘apaan si ni anak’ ujarku dalam hati. Sebenarnya benar apa yang dikatakan yuli. Lamunanku hanyala baying-bayang vino, bayang-bayang vino yang semakin hari semakin membuatku berharap. “nggak, tapi ia sih” kataku sambil nyengir. “yul, menurut kau vino itu suka nggak sih sama aku?” kataku serius.
       “bisa jadi, kita lihat aja perkembangannya. Tu dia orangnya” kata yuli mantap sambil menunjuk-nunjuk vino yang baru masuk kekelas sambil cengar-cengir kepadaku. Yuli yang tak ingin mengagu suasana segera beranjak pergi.
       Aku cukup heran dengan tingkah laku vino sekarang, dia suka senyum-senyum sendiri dikelas. Ia juga semakin hari semakin perhatian kepadaku, aku tak tau apakah aku gere atau mungkin itu adalah fakta. Aku juga terkadang tidak bisa membedakan ini mimpi atau kenyataan kejadian itu terjadi dengan cepat dan OMG..vino sekarang sedang menuju mejaku dan menatapku dalam-dalam.
      “apaan?” tanyaku galak. Disini ceritanya aku mulai berubah menjadi sedikit cuek dengan orang yang aku suka, agar kesannya aku tak punya perasaan lebih terhadap orang yang aku suka padahal kata temen-temen kelihatan jelas aku suka vino. Hmmm mungkin semakin aku coba bersikap nggak suka semakin kelihatan bahwa itu aku suka.
     “galak bener sih, ada yang mau aku omongi setelah pelajaran selesai ras” ujarnya sambil tersenyum lalu kembali ketempat duduknya. Aku hanya membali dengan cengar-cengir dan vino kembali menoleh kepadaku “ini serius ras, jangan cengar-cengir” ujarnya dengan tatapan yang wahh serius bener.
     Jantungku berdeguk kencang, apa yang ingin vino katakana padaku. Apa mungkin ia ingin menyatakan sesuatu kenapaku? Apa mungkin ia ingin menyatakan bahwa ia juga suka kepadaku? OMG..semoga saja itu yang ingin vino katakan. Tanpa sadar ternyataku senyum-senyum sendiri dan hal itu diperhatikan oleh andre.
     “napa lu senyum-senyum” ujar andre tiba-tiba dan langsung duduk dibangku yuli.
    “kenapa? Nggak suka?” ujarku garang. Yah andre adalah cowok yang paling rese yang perna ada disekolah ini. Aku tau sebenarnya dia baik tapi sikap jailnya yang suka buat aku marah semakin hari yang semakin parah dan itu salah satu hal yang membuatku sampai hari ini semakin benci dengan andre.
    “ya aku nggak suka liat kau bahagia, kau itu nggak pantes untuk bahagia” ujarnya cuek lalu berangkat pergi meninggalkan bangku yuli dan aku pastinya.
     Aku marah, aku benar-benar marah. Dia anak laki-laki yang tak henti-hentinya untuk menghinaku, dia selalu datang disaat aku akan bahagia lalu ia akan mengacaukannya. Mungkin  ia akan selali senang jika melihatku menangis, kecewa dan merana.
     Akhirnya jam pelajaran hari selesai, aku masih penasaran apa yang ingin vino katakan kepadaku. Jujur sebenarnya jantungku berdetuk kencang, apa mungkin aku sekarang sedang gugup.
      “ras, aku mau ngomong sesuatu”ujarnya pelan padaku.
        Aku meliriknya lalu menatapnya “ya, bilang aja vin” ujarku santai lalu tersenyum. aku tak mau memperlihatkan kepadanya bahwa aku sangat gugup, Aku tak mau ia menertawakanku.
       “ini dari hati aku ya ras, tulus dari hati aku. Kamu harus jawab juga sesuai yang ada dihati kecil kamu” ujarnya mantap dan tersenyum manis menatapku.
       Jantungku semakin berdegup kencang, wajahku memerah sekarang aku tak mampu untuk menatap wajahnya, aku malu. “iyaa..tenang aja” ujarku pelan.
        “dan satu lagi kalau kamu nanti udah tau apa yang aku bilang ini tolong jangan jauhin aku ya, please” mohonnya padaku.
        Aku tetap tak mampu untuk melihat wajahnya, aku takut..aku takut kalau dia melihat wajahku yang memerah seperti ini. “hahaha..biasa aja kale” tawaku berusaha mencairkan suasana. Sebenarnya aku takut suasana menegangkan seperti ini, bayangkan disini didekat koridor hanya ada aku dan dia, berdiri dan membisu.
      “aku….” Tiba-tiba vino menghetikan ucapannya. Aku heran, apa mungkin dibelakangku ada seseorang yang membuat vino untuk berhenti bicara sejenak. Dan aku pun menoleh kebelakang dan ternyata benar, ada seseorang yang menuju kearah kami.
      Jelas..lagi-lagi orang itu adalah anda, penggangu kelas kakap. Dia tak akan melewatkan kesempatan untuk mengagalkan kebahagianku. Aku menatapnya sinis namun andre tak kalah menatapku dengan tatapan sinis. “kenapa lu, nggak suka” ujarnya santai tapi dengan tatapan sinis.
     Emosiku hampir saja terpancing, rasa ingin menampar wajahnya. Tapi tetep saja keberanianku tak sehebat itu. “sudahlah, pergi saja!! Dasar perusak!!” makiku terhadap andre.
    Andre tak membalas makianku, aku sedikit heran dengannya. Tumben-tumbennya ketika aku menyuruh dia untuk pergi dan dia dengan perlahan mengikuti keinginanku. Andre pun menghilang, aku semakin bingungapa yang terjadi dengannya ‘apakah dia sedang sakit? Atau mungkin dia ingin bertobat? Kalau iya, ohh syukurlah’ ujarku dalam hati dan tersenyum puas.
    Beberapa detik kemudian aku tersadar bahwa masih ada vino didepanku, vino menatapku dengan tatapan penuh Tanya. “ada apa sih no? kok lihat aku gitu banget?” akhirnya aku pun mencairkan suasana.
     “nggak..lucu aja, tadi waktu andre kesini kamu marah-marah sendiri dan waktu andre menghilang pergi kamu senyum-senyum sendiri” ujar vino sambil tersenyum, senyuman yang sangat manis.
    “ah sudahlah, ngapain bahas orang gila kayak andre. Buat badmood aja tauu” kataku kesal sambil merengut.   
   “iya dehh, nggak lagi” janji vino sambil mengangat kedua tangannya dan membentuk huruf V tanda damai.
    “ohh iya, tadi kamu mau bilang apa?” kataku sambil tersenyum.
    Wajah vino kembali berubah, tiba-tiba wajahnya sedikit memerah. Aku menatapnya dengan tatapan penasaran  “kenapa wajahmu no? hahaha..lucu!!” candaku padanya.
   “masa sih? Aku tadi mau bilang..hmmm aku..” katanya ragu tetapi masih dengan tatapan serius sama seperti awal ia berbicara tadi.
  “aku kenapa?” tanyaku semakin penasaran ‘apa mungkin vino ingin menyatakan cintanya padaku? Jika ya ohh my god’ ujarku dalam hati.
  “aku mau bilang kamu manis ras” ujarnya cepat dan tersenyum manis.
  “aku manis??” kataku heran.
  “yaa..kamu manis” masih dengan senyumannya yang membuat para bidadari meleleh.
 ‘ah..hanya itu..yahhhh kok gitu doang sih, kok nggak ada kata aku cinta kamu’ ujar hatiku yang sedikit kecewa. “gitu doing” kataku tanpa sadar. “upss..sorry” kataku cepat sambil menutup mulutku dengan kedua tanganku.
  “hahaha…ada lagi sih” katanya sambil tertawa.
  “apaan?” kataku cepat. Yah mungkin pikirku masih ada kesempatan untuk berharap .
  “nanti aja, ntar nggak spesial” katanya mantap.
   Sejak hari itu hubunganku dengan vino semakin hari semakin dekat saja, vino sering mengantarku pulang. Hari-hariku dibuatnya bahagia dan pastinya tak ada andre yang mengacaukan semua itu. mungkin benar dugaanku ‘andre ingin bertobat’.
   Tepat satu bulan kemudian hubunganku dengan vino sedikit merenggang hingga akhirnya ada sebuah kabar tentang vino yang membuat hatiku sakit ‘andre jadian dengan seseorang dan orang itu bukan aku’. Aku masih belum percaya dengan semua kabar itu. rasa penasaranku semakin besar hingga akhirnya kukumpulkan keberanian itu untuk bertanya langsung dengan vino.
   “vin aku mau nanya sesuatu sama kamu” kataku saat bertemunya diaula yang sama.
   “nanya apa?” katanya sambil tersenyum.
   Aku semakin ragu untuk bertanya padanya tapi rasa penasaran lebih besar dari pada rasa ingin mengurungkan niat. “kamu baru jadian sama seseorang ya?” kataku ragu-ragu.
   Wajah vino kaget setengah mati, mungkin vino tak menyangka aku sampai hati untuk bertanya ini dengannya. “hmmm..iya ras aku baru jadian dengan seseorang” katanya pelan.
   Seketika hatiku terasa hancur, hancur berkeping-keping. Air mataku tak tertahankan lagi, dengan cepat aku berlari meninggalkan vino tanpa mengucapkan kata apa-apa. Aku duduk didepan asrama putri, disana aku menanggis sejadi-jadinya. Hatiku hancur, aku marah dan aku ingin sekali berteriak. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundakku, aku menoleh kaget dan ternyata orang itu adalah andre. Tiba-tiba aku merasa malu karena menanggis didepan dia “kamu bahagia kan melihat keadaanku seperti ini? Iya kan?!!” ujarku sinis pada Andre.
    Andre hanya membalas ucapanku yang sinis dengan sebuah senyuman, bukan senyuman andre yang biasanya dan ini pun tak seperti andre yang biasanya. Aku kaget dengan respon tak biasa andre terbut “rencana apa lagi yang kamu ingin lakukan kepadaku? Kamu ingin mengataiku pecundang?” kataku lagi dengan sinis. Namun respon andre masih tetap sama, tersenyum dan menatapku dengan tatapan sedih.
    “aku nggak sejahat itu juga kali ras” katanya pelan dan lagi-lagi tersenyum.
    “terus mau kamu apa?” ujarku sinis namun tidak seperti nada yang sebelumnya.
    “mau aku, kau berenti jadi orang yang bodoh karena nanggisin seseorang yang nggak baik buat kau” ujarnya pelan dan memegang pundak kiriku.
    Aku tertegun dengan kata-kata yang baru dikatakan oleh andre, aku tak menyangka andre bisa perduli dengan musuhnya seperti aku. “kau nggak tau apa-apa tentang aku, nggak usah sok care deh” ujarku sambil menepis tangan andre dari pundak kiriku.
    “aku bukan sok care, aku hanya ingin liat kau senyum” ujar andre sambil tersenyum.
     Aku baru menyadari ternyata andre yang ku kenal slama ini mala dialah orang yang slama ini yang sangat care terhadapku. Pelan-pelan aku mengusap air mataku dan tersenyum tulus kepada andre “terima kasih ya ndre” ujarku pelan.
  
"ingatlah teman, orang yang cepat datang dikehidupan kita itulah orang yang akan cepat menghilang dikehidupan kita. karna sesungguhnya hubungan yang instan itu tidak ada yang baik. maka dari itu jangan cepat anda menilai seseorang, jangan nilai orang dari covernya. nilailah dia dari hatinya :)"

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar