Awalnya aku sempat bingung ingin menceritakan
tentang pengalamanku yang mana, namun aku yakin ada sebuah kisah yang menurutku
sangat pahit namun itulah fakta yang ada..
Malam
ini..yah malam ini aku duduk termenung dikamar tidurku. Pikiraku
melayang..melayang ntah kemana. tetesan
demi tetesan air mata terus turun tanpa bisa kutahankan, Aku sedih dengan keadaanku
sekarang, aku sedih..aku selalu sedih jika hal ini lagi-lagi terulang kembali.
Aku sendiri bingung kenapa aku mesti menjadi bodoh untuk sedih dengan suatu
kenyataan yang ada, terutama kenyataan pahit dimasalah percintaanku saat ini. Sejujurnya
saat ini aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh dikata tak mungkin aku
berteriak disini, malam ini, tengah malam ini.
Lalu aku berangkat dan menatap wajahku
dicermin. Aku tersenyum “ah..aku nggak buruk-buruk amat kok, aku manis..yah aku
manis. Kamu beneran manis kok laras” ujarku semangat sambil menunjuk-nunjuk
wajahku dicermin lalu aku tertawa.
Setelah
cukup lama memandang wajahku dicermin aku kembali termenung, pikiranku kembali
melayang..pikiranku kembali pergi ke saat-saat perasaanku tak sama seperti
sekarang ini, perasaan benci yang mengagapmu adalah sebagai musuh, musuh abadi.
“1..2..3...4,..26….” teriak anak gugus 5 saat
disuruh menghitung jumbalh barisan. Namun setelah teriakan ke angka 26 cukup
lama tak ada sahutan. Kami semua pun yang ada dibarisan dengan kompak melihat
kebelakang, ternyata hanya ada seorang cowok yang bengong plus bingung karena
ia tak tau kenapa penjuru mata terfokus hanya kepadanya. “hey kamu, ia kamu!!
Kenapa berhenti” teriak salah satu senior galak dan sangat tegas.
“ma ma maaf kak, saya tadi melamun” ujarnya
gagap dan takut-takut. Kami yang melihatnya dengan spontan mengubah sorotan
mata menjadi bertambah garang. Yah dia, vino si cowok ganteng tapi aneh yang
kerjaannya suka melamun.
Mos yang sangat melelahkan dan penuh tantangan
itu akhirnya selesai. dan beberapa lama kemudian kami pun akhirnya kembali
bersekolah namun dengan versi yang berbeda, yah sekarang kami telah menjadi
anak SMA yang seutuhnya. Namun Aku sedikit kecewa, karena aku bakal sendiri
dikelas baru. aku terpisah sangat jauh dengan teman-temanku. Dikelas ini aku
hanya sendiri, itulah kesedihan pertama diawal aku masuk sma.
Singat cerita hingga akhirnya 8 bulan aku
bersekolah disini, susah sedih senang suka dan duka cukup lengkap kualami
disekolah ini. Aku mempunyai banyak teman-teman yang asik, tak hanya asik
mereka juga sangat kompak. Kelasku terasa sangat nyaman, dan sinilah aku mulai
belajar mandiri tanpa sahabat-sahabatku.
“eh ras, ngapain lu melamun” ujar yuli yang
mengagetkanku. Lalu ia duduk dibangkunya dan kembali menghadap kearahku.
Aku tetap diam tanpa menghiraukan pertanyaan
yuli, diam-diam lalu kembali terhanyut dengan lamunanku itu.
“hey,
mikirin apa si? Vino ya?” katanya lagi sambil senyum-senyum jail kepadaku.
Mataku melotot, semakin melotot.. ‘apaan si ni
anak’ ujarku dalam hati. Sebenarnya benar apa yang dikatakan yuli. Lamunanku
hanyala baying-bayang vino, bayang-bayang vino yang semakin hari semakin
membuatku berharap. “nggak, tapi ia sih” kataku sambil nyengir. “yul, menurut
kau vino itu suka nggak sih sama aku?” kataku serius.
“bisa jadi, kita lihat aja
perkembangannya. Tu dia orangnya” kata yuli mantap sambil menunjuk-nunjuk vino
yang baru masuk kekelas sambil cengar-cengir kepadaku. Yuli yang tak ingin
mengagu suasana segera beranjak pergi.
Aku cukup heran dengan tingkah laku vino
sekarang, dia suka senyum-senyum sendiri dikelas. Ia juga semakin hari semakin
perhatian kepadaku, aku tak tau apakah aku gere atau mungkin itu adalah fakta.
Aku juga terkadang tidak bisa membedakan ini mimpi atau kenyataan kejadian itu
terjadi dengan cepat dan OMG..vino sekarang sedang menuju mejaku dan menatapku
dalam-dalam.
“apaan?” tanyaku galak. Disini ceritanya
aku mulai berubah menjadi sedikit cuek dengan orang yang aku suka, agar
kesannya aku tak punya perasaan lebih terhadap orang yang aku suka padahal kata
temen-temen kelihatan jelas aku suka vino. Hmmm mungkin semakin aku coba bersikap
nggak suka semakin kelihatan bahwa itu aku suka.
“galak bener sih, ada yang mau aku omongi setelah
pelajaran selesai ras” ujarnya sambil tersenyum lalu kembali ketempat duduknya.
Aku hanya membali dengan cengar-cengir dan vino kembali menoleh kepadaku “ini
serius ras, jangan cengar-cengir” ujarnya dengan tatapan yang wahh serius
bener.
Jantungku berdeguk kencang, apa yang ingin
vino katakana padaku. Apa mungkin ia ingin menyatakan sesuatu kenapaku? Apa
mungkin ia ingin menyatakan bahwa ia juga suka kepadaku? OMG..semoga saja itu
yang ingin vino katakan. Tanpa sadar ternyataku senyum-senyum sendiri dan hal
itu diperhatikan oleh andre.
“napa lu senyum-senyum” ujar andre
tiba-tiba dan langsung duduk dibangku yuli.
“kenapa? Nggak suka?” ujarku garang. Yah
andre adalah cowok yang paling rese yang perna ada disekolah ini. Aku tau
sebenarnya dia baik tapi sikap jailnya yang suka buat aku marah semakin hari
yang semakin parah dan itu salah satu hal yang membuatku sampai hari ini
semakin benci dengan andre.
“ya aku nggak suka liat kau bahagia, kau
itu nggak pantes untuk bahagia” ujarnya cuek lalu berangkat pergi meninggalkan
bangku yuli dan aku pastinya.
Aku marah, aku benar-benar marah. Dia anak
laki-laki yang tak henti-hentinya untuk menghinaku, dia selalu datang disaat
aku akan bahagia lalu ia akan mengacaukannya. Mungkin ia akan selali senang jika melihatku
menangis, kecewa dan merana.
Akhirnya jam pelajaran hari selesai, aku
masih penasaran apa yang ingin vino katakan kepadaku. Jujur sebenarnya jantungku
berdetuk kencang, apa mungkin aku sekarang sedang gugup.
“ras,
aku mau ngomong sesuatu”ujarnya pelan padaku.
Aku meliriknya lalu menatapnya “ya, bilang aja
vin” ujarku santai lalu tersenyum. aku tak mau memperlihatkan kepadanya bahwa aku
sangat gugup, Aku tak mau ia menertawakanku.
“ini dari hati aku ya ras, tulus dari hati
aku. Kamu harus jawab juga sesuai yang ada dihati kecil kamu” ujarnya mantap
dan tersenyum manis menatapku.
Jantungku semakin berdegup kencang,
wajahku memerah sekarang aku tak mampu untuk menatap wajahnya, aku malu.
“iyaa..tenang aja” ujarku pelan.
“dan satu lagi kalau kamu nanti udah
tau apa yang aku bilang ini tolong jangan jauhin aku ya, please” mohonnya
padaku.
Aku tetap tak mampu untuk melihat
wajahnya, aku takut..aku takut kalau dia melihat wajahku yang memerah seperti
ini. “hahaha..biasa aja kale” tawaku berusaha mencairkan suasana. Sebenarnya
aku takut suasana menegangkan seperti ini, bayangkan disini didekat koridor
hanya ada aku dan dia, berdiri dan membisu.
“aku….” Tiba-tiba vino menghetikan
ucapannya. Aku heran, apa mungkin dibelakangku ada seseorang yang membuat vino
untuk berhenti bicara sejenak. Dan aku pun menoleh kebelakang dan ternyata
benar, ada seseorang yang menuju kearah kami.
Jelas..lagi-lagi orang itu adalah anda,
penggangu kelas kakap. Dia tak akan melewatkan kesempatan untuk mengagalkan
kebahagianku. Aku menatapnya sinis namun andre tak kalah menatapku dengan
tatapan sinis. “kenapa lu, nggak suka” ujarnya santai tapi dengan tatapan
sinis.
Emosiku hampir saja terpancing, rasa ingin
menampar wajahnya. Tapi tetep saja keberanianku tak sehebat itu. “sudahlah,
pergi saja!! Dasar perusak!!” makiku terhadap andre.
Andre tak membalas makianku, aku sedikit
heran dengannya. Tumben-tumbennya ketika aku menyuruh dia untuk pergi dan dia
dengan perlahan mengikuti keinginanku. Andre pun menghilang, aku semakin
bingungapa yang terjadi dengannya ‘apakah dia sedang sakit? Atau mungkin dia ingin
bertobat? Kalau iya, ohh syukurlah’ ujarku dalam hati dan tersenyum puas.
Beberapa detik kemudian aku tersadar bahwa
masih ada vino didepanku, vino menatapku dengan tatapan penuh Tanya. “ada apa
sih no? kok lihat aku gitu banget?” akhirnya aku pun mencairkan suasana.
“nggak..lucu aja, tadi waktu andre kesini
kamu marah-marah sendiri dan waktu andre menghilang pergi kamu senyum-senyum
sendiri” ujar vino sambil tersenyum, senyuman yang sangat manis.
“ah
sudahlah, ngapain bahas orang gila kayak andre. Buat badmood aja tauu” kataku kesal
sambil merengut.
“iya
dehh, nggak lagi” janji vino sambil mengangat kedua tangannya dan membentuk
huruf V tanda damai.
“ohh iya, tadi kamu mau bilang apa?” kataku
sambil tersenyum.
Wajah vino kembali berubah, tiba-tiba
wajahnya sedikit memerah. Aku menatapnya dengan tatapan penasaran “kenapa wajahmu no? hahaha..lucu!!” candaku
padanya.
“masa sih? Aku tadi mau bilang..hmmm aku..”
katanya ragu tetapi masih dengan tatapan serius sama seperti awal ia berbicara
tadi.
“aku kenapa?” tanyaku semakin penasaran ‘apa
mungkin vino ingin menyatakan cintanya padaku? Jika ya ohh my god’ ujarku dalam
hati.
“aku mau bilang kamu manis ras” ujarnya cepat
dan tersenyum manis.
“aku manis??” kataku heran.
“yaa..kamu
manis” masih dengan senyumannya yang membuat para bidadari meleleh.
‘ah..hanya itu..yahhhh kok gitu doang sih, kok
nggak ada kata aku cinta kamu’ ujar hatiku yang sedikit kecewa. “gitu doing”
kataku tanpa sadar. “upss..sorry” kataku cepat sambil menutup mulutku dengan
kedua tanganku.
“hahaha…ada lagi sih” katanya sambil tertawa.
“apaan?” kataku cepat. Yah mungkin pikirku
masih ada kesempatan untuk berharap .
“nanti aja, ntar nggak spesial” katanya
mantap.
Sejak hari itu hubunganku dengan vino
semakin hari semakin dekat saja, vino sering mengantarku pulang. Hari-hariku
dibuatnya bahagia dan pastinya tak ada andre yang mengacaukan semua itu.
mungkin benar dugaanku ‘andre ingin bertobat’.
Tepat satu bulan kemudian hubunganku dengan
vino sedikit merenggang hingga akhirnya ada sebuah kabar tentang vino yang
membuat hatiku sakit ‘andre jadian dengan seseorang dan orang itu bukan aku’.
Aku masih belum percaya dengan semua kabar itu. rasa penasaranku semakin besar
hingga akhirnya kukumpulkan keberanian itu untuk bertanya langsung dengan vino.
“vin aku mau nanya sesuatu sama kamu” kataku
saat bertemunya diaula yang sama.
“nanya apa?” katanya sambil tersenyum.
Aku semakin ragu untuk bertanya padanya tapi
rasa penasaran lebih besar dari pada rasa ingin mengurungkan niat. “kamu baru
jadian sama seseorang ya?” kataku ragu-ragu.
Wajah vino kaget setengah mati, mungkin vino
tak menyangka aku sampai hati untuk bertanya ini dengannya. “hmmm..iya ras aku
baru jadian dengan seseorang” katanya pelan.
Seketika hatiku terasa hancur, hancur
berkeping-keping. Air mataku tak tertahankan lagi, dengan cepat aku berlari
meninggalkan vino tanpa mengucapkan kata apa-apa. Aku duduk didepan asrama
putri, disana aku menanggis sejadi-jadinya. Hatiku hancur, aku marah dan aku
ingin sekali berteriak. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundakku, aku
menoleh kaget dan ternyata orang itu adalah andre. Tiba-tiba aku merasa malu
karena menanggis didepan dia “kamu bahagia kan melihat keadaanku seperti ini?
Iya kan?!!” ujarku sinis pada Andre.
Andre hanya membalas ucapanku yang sinis
dengan sebuah senyuman, bukan senyuman andre yang biasanya dan ini pun tak
seperti andre yang biasanya. Aku kaget dengan respon tak biasa andre terbut
“rencana apa lagi yang kamu ingin lakukan kepadaku? Kamu ingin mengataiku
pecundang?” kataku lagi dengan sinis. Namun respon andre masih tetap sama,
tersenyum dan menatapku dengan tatapan sedih.
“aku nggak sejahat itu juga kali ras”
katanya pelan dan lagi-lagi tersenyum.
“terus mau kamu apa?” ujarku sinis namun
tidak seperti nada yang sebelumnya.
“mau aku, kau berenti jadi orang yang bodoh
karena nanggisin seseorang yang nggak baik buat kau” ujarnya pelan dan memegang
pundak kiriku.
Aku tertegun dengan kata-kata yang baru
dikatakan oleh andre, aku tak menyangka andre bisa perduli dengan musuhnya
seperti aku. “kau nggak tau apa-apa tentang aku, nggak usah sok care deh”
ujarku sambil menepis tangan andre dari pundak kiriku.
“aku bukan sok care, aku hanya ingin liat
kau senyum” ujar andre sambil tersenyum.
Aku baru menyadari ternyata andre yang ku
kenal slama ini mala dialah orang yang slama ini yang sangat care terhadapku.
Pelan-pelan aku mengusap air mataku dan tersenyum tulus kepada andre “terima
kasih ya ndre” ujarku pelan.
"ingatlah teman, orang yang cepat datang dikehidupan
kita itulah orang yang akan cepat menghilang dikehidupan kita. karna
sesungguhnya hubungan yang instan itu tidak ada yang baik. maka dari itu jangan
cepat anda menilai seseorang, jangan nilai orang dari covernya. nilailah dia
dari hatinya :)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar