Selasa, 11 Oktober 2011

memories with you (cerpen)


  novel pertama aku, jadi perdana oooyyy... :p
dibaca yaaa!!!


     Niken melamun di tempat duduknya, ia pusing tujuh keliling dengan tugas-tugas yang sedang ia hadapin. Ia bingung mau yang mana dulu yang harus dikerjakan. Niken, orangnya manis dan sedikit cerewet. Ia memiliki banyak teman yang care pada dirinya. Tapi gini-gini sampai sekarang ia tetap saja jomblo. Status jomblo adalah hal yang tidak penting bagi dirinya karna niken pikir lebih baik jomblo dari pada mempunyai satu orang pacar.
     Akhirnya niken memilih untuk mengerjakan tugas bahasa Indonesia dulu, ia tidak ingin ambil pusing lagi dan ia terus mengerjakan hingga satu buah pristiwa penting terjadi dikelasnya tercinta. Di kelas niken memang sedang jam kosong, karena guru yang mengajar dikelas niken sedang izin sakit. Ohh kasihan guru niken.
     Saat jam kosong berlangsung, kepala sekola tiba-tiba datang bersama seseorang yang tidak ia kenal. Ternyata itu adalah murid baru, ia pindahan dari luar kota. Namanya dino, dino orangnya tinggi dan sangat pendiam, kelewatan diam juga ia. Siswi-siswi dikelas niken mulai meributi dan membahas soal dino sang murid baru yang ganteng.
    Niken salam sekali tidak tertarik dengan topik pembahasan anak perempuan disekolahnya, topiknya hanya itu-itu saja. “nggak ada topik yang lain apa! Itu-itu mulu” oceh niken dalam hati.
   Ketika niken sedang memasuki kelas tiba-tiba ada seseorang yang menabrak dia dari belakang. Niken pun langsung terjatuh beserta buku-bukunya yang ia bawah. Hati niken semakin kesal dan segera ia mengeluarkan kata-kata pedas pada orang yang menabraknya.
   “mata lo dimana, nabrak-nabrak orang seenaknya!!” maki niken dengan nada yang tinggi, niken terkejut ternyata orang yang menabraknya tidak lain adalah Dino, orang yang sedang dibicarakan oleh kaum hawa di sekolahnya.
    “napa nggak suka lo!” balas Dino yang tak kalah galaknya.
    Niken yang merasa ditantangi mulai semakin panas. “kalo gue nggak suka kenapa, lagian yang salah siapa, minta maaf kek!!” ujar niken dengan nada yang semakin meninggi.
    “males, ngapain juga minta maaf sama orang yang emosional kayak elo” ujarnya santai lalu berpaling muka dan berlalu pergi.
   Sejak peristiwa tabrakan itu Niken yang tadi nggak suka dengan Dino kini semakin nggak suka, ia benci banget dengan kehadiran cowok seperti Dino. Setiap kali niken bertemu Dino, emosinya yang tadi hilang hinggah kembali muncul, dan itu terjadi terus menerus tanpa henti.
***
   Hujan yang deras turun terus menerus, bel pulang pun berbunyi. Seperti biasa niken selalu keluar kelas yang paling akhir dan seperti biasa pula ia selalu menunggu supirnya menjemput ia disekolahnya. Tapi hari ini sepertinya berbeda dengan hari-hari sebelumnya, supirnya belum juga datang menjeut niken untuk pulang ke rumah.
    Niken semakin resah, ia bingung mau melakukan apa. Disekolah niken tidak diizinkan untuk membawa handphone, dan karena niken adalah murid yang baik ia tak mungkin melanggar peraturan sekolahnya. Dan beginilah jika ia terlalu menuruti peraturan sekolah, ketika diaat yang sepenting ini ia tidak dapat melakukan apa-apa.
    Hingga menit-menit berlalu begitu cepat, sekolah niken yang tadi ramai hinggah kini sangat sepi. Niken semakin khawatir dengan keadaanya sekarang, ia ingin meminta pertolongan dengan orang lain tapi tak ada orang pun yang terlihat.
    “ngpain elo masih disini aja” ujar seseorang yang membuat niken kaget.
    Niken menoleh dan ia terkejut ternyata orang menegurnya tidak lain adalah Dino si orang yang paling ia benci. Lalu kembali niken membuang muka dan tidak menjawab pertanya dino.
    “elo nggak punya mulut ya? Apa elo emang nggak punya telinga?” ujar Dino santai tetapi menyakitkan.
    “elo napa si, suka-suka gue dong mau jawab atau kagak! Heloo..emang elo tadi ngomong sama gue ya?” ujar niken tanpa menoleh kea rah Dino. Niken benar-benar emosi “ni anak emang bener-bener cari ribut sama gue ya?” ujar niken dalam hati.
    “ya..gue tadi ngomong sama hantu” ujarnya datar dan lalu diam.
    Dino tetap berdiri disamping Niken, namun niken tak sekali pun menoleh kea rah Dino.  Niken seperti memngangap Dino tidak ada. Padahal terujung dihatinya yang paling dalam ia ingin berterima kasih pada Dino karna hadirnya Dino disini membuatnya tidaik merasa takut.
   “segitu bencinya ya elo sama gue?” ujar Dino pelan tapi meyakinkan.
   Niken tertegun dengan ucapan Dino, hati kecil Niken pun tersentuh dengan kata-kata Dino yang barusan ia dengar. Tapi kerasnya hati niken masih kukuh, ia ogah menoleh kea rah Dino.
    “baru sadar lo!” makin Niken pedas lalu diam.
     “sorry kalo selama ini gue udah buat elo nggak suka, gue nggak maksud buat elo gitu” ujarnya lagi, wajah Dino yang tadi datang menghampiri Niken dengan ceria kini terlihat murung dan tidak bersemangat.
     Dan kali ini ia sangat tertegun dengan ucapan Dino, ia berpikir sebenarnya Dino nggak begitu-begitu cari masalah dengan Niken. Tapi tak tau kenapa setiap kali bertemu Dino bawakannya Niken pengen emosian aja. Tapi emosi Niken tetap membara dan mengguasai perasaan Niken yang lemah itu. Niken hanya memilih diam dan diam saja.
     “elo lagi nungguin supir elo ya?” Tanya Dino dengan suara yang lembut.
     “udah tau nanya!” bentak Niken yang sangat sadis.
     “ya udah..mau nggak pulangnya barengan gue aja” tawar Dino dengan nada yang tulus. Dino sangat berharap Niken menerima tawarannya.
      Otak Niken berpikir sangat keras, pusing…ia memilih menolak tawaran Dino hanya kalah gengsi menerima tawaran Dino ataukah mengesampingkan gengsi demi kembali pulang dan meninggalkan tempat yang menyeramkan ini.
      Setelah keras berpikir Niken menerima tawaran Dino, dan Niken pun pulang bersama Dino dengan motor Dino.
***
     Malamnya ketika Niken ingin tidur bayangan Dino selalu menggangu pikiran Niken. Malam ini otaknya berpikir keras ia bertekat untuk meminta maaf kepada Dino. Ia sudah bosan bermusuhan dengan Dino, sebenarnya ia sangat ingin berteman dengan akrab dengan Dino karna terlihat kalau Dino tak seperti cowok yang Niken selama ini pikirkan.
    Hati kecil Niken berkata Dino orangnya benar-benar baik karna walaupun Niken selalu berkata dengan emosi dengan Dino tapi tetap saja Dino selalu baik dengan dirinya.
***
    Hari ini Niken memasuki pagar sekolahnya dengan semangat karna sebentar lagi ia akan mempunyai teman baru yang sangat baik, Dino. Niken tak sabar lagi untuk bertemu dengan Dino dan langsung meminta maaf kepadanya.
    Tapi, ketika ia memasuki kelas suasana pun berbeda. Terlihat banyak teman-teman satu kelas Niken yang menangis dengan terseduh-seduh. Dengan hati-hati Niken bertanya pada salah satu temannya cowok yang sedang duduk dibangku Dino.
   “vin, ada apa ini vin? Kok yang lain pada nangis?” ucap Niken pelan.
   Kevin menatap niken dengan tatapan yang sedih “Niken ada kabar buruk yang membuat kita semua sedih” ucap Kevin kelam dan terlihat jelas wajah Kevin kalau ia sedang bersedih.
   “kenapa vin? Kenapa?” perasaan Niken pun berubah khawatir. “ada apa yang terjadi sebenarnya?” pikirnya dalam hati.
   “Dino kemarin sore kecelakaan Ken dan ia meninggalkan kita semuanya dengan begitu cepat” ujar Kevin pelan dan air matanya menetes.
   Bertapa terkejutnya Niken mendengar berita itu, rasanya ia masih tidak percaya.  “benarkah ini? Benarkah semua ini? Apakah aku masih bermimpi? Ohh…TIDAK MUNGKIN!!” ucap niken dalam hati.
   Air matanya langsung membasahi wajahnya yang mungil itu, tetesan demi tetesan jatuh membasahi wajahnya. Niken masih tak percaya dan mungkin tak akan bisa percaya. Hari ini, hari ia akan meminta maaf dengan seseorang namun seseorang itu pergi meninggalkan sebelum niken mengucapkan terimakasih dan kata maaf. Seseorang yang membuat Niken sadar akan keemosiannya yang tak boleh merajai jiwanya. Seseorang yang selalu baik dengannya yang selalu berusaha untuk berteman dengan dirinya namun seseorang itu pula yang pergi dengan cepat meninggalkan niken dan semuanya yang menyayanginya.
***
   Hari-hari berlalu..kini sudah 1 bulan kepergian Dino, hari yang begitu sepi dan hanya tinggal sebuah kenangan yang amat sangat singkat bersama dengan Dino. Niken berharap ada kesempatan kedua yang membuatnya bisa bertemu dengan Dino walau hanya sebentar.
   Niken meraba-raba lacinya yang kira-kira sudah lama yang tidak ia sentuh. Ternyata ada sesesuatu yang mengganjal. Sebuah surat..surat yang berwarna biru. Nike membuka surat itu dengan pelan-pelan, ia penasaran siapa yang sudah berbuat iseng ini.

Niken..
Maaf jika selama ini gue selalu membuat elo marah..
Maaf jika selama ini gue selalu buat elo kesel..
Maaf..sebenarnya gue nggak perna punya maksud gitu.
Gue sebenernya ingin deket sama elo, tapi..setiap kali gue ingin kenal elo, elo selalu menutup pintu itu dan menguncinya                      sehingga gue nggak bisa berbuat apa-apa lagi..


Dan maaf..kejadian didepan kelas itu gue bener-bener nggak maksud buat elo marah, saat itu gue bener-bener lagi emosi dan elo mincing emosi gue…

Niken..gue nggak tau kenapa gue ingin elo baca surat gue ini..
Gue nggak tau kenapa gue mesti membuat surat ini, gue nggak tau..
Mungkin gue udah nggak punya kesempatan lagi buat ketemu elo..

Jujur..sebenernya selain gue ingin kenal elo gue juga udah SUKA sama elo, gue nggak tau Niken..beneran deh..

Gue suka elo Niken, suka sejak pertama kali gue masuk kelas ini dan bertemu dengan elo.
Gue selalu berharap elo bakal maafin gue, dan gue juga selalu disini untuk nemenin elo walau gue nggak yakin elo masih inget atau nggak sama gue.
Sama gue yang selalu buat elo marah dan kesel..
Sama gue yang hanya bisa melihat elo dari kejauhan ini..

Dino
 
  Niken tertegun setelah membaca surat dari Dino, niken merasakan kalau Dino masih ada disini bersamanya dan nike berkata dalam hatinya “sebenernya gue juga suka elo Din, gue akan selalu inget elo..selamanya..”

4 komentar:

  1. whahaha :D bagus mb novelny .

    by : adhon kwyboardist :p

    BalasHapus
  2. bukan novel dekku..wkwkkw..susah deh anak SMP nggak bisa bedain NOVEL dan CERPEN :p

    BalasHapus
  3. kembangkan terus kreativitas tanpa batasmu... semangat

    BalasHapus
  4. amin om, wkwkwk..karya laras jelek, wkkwkwkw

    BalasHapus